Senin, 09 Mei 2011

Uma Lengge merupakan salah satu bangunan tradisional budaya Bima-Dompu yang sebentar lagi akan punah. sekarang uma lengge hanya bisa dilihat di tempat-tempat budaya seperti kecamatan wawo, donggo, sambori dan di kab. dompu...
sangat memprihatinkan!!!!

Kamis, 02 Desember 2010

PECINTA ALAM BIMA MENOLAK SEGALA BENTUK PENAMBANGAN
Oleh : Arifudin “V-NO”

Penambangan terkadang datang membantu masyarakat ditengah angka pengangguran yang melonjak tinggi sehingga menjanjikan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja. Seperti halnya yang terjadi di Kota dan Kabupaten Bima bahwa para investor asing menyugukan janji manis kepada masyarakat untuk dipekerjakan pada penambangan miliknya tersebut sehingga mereka dapat mengeksplor dan mengambil hasil yang banyak dan kalau kita ukur dengan hasil alam yang diambil itu tidak sepadan dengan upah yang diberikan. Sementara pihak pemerintah sama sekali tidak pernah serius untuk membahas AMDAL tentang penambangan yang sudah diberikan izin. Hal ini menandakan bahwa pemerintah tidak peduli dengan keadaan masyarakat dan lingkungannya.
Penambangan batu marmer yang sudah gencar sejak tahun 2009 lalu, sekarang ini pihak investor dan pemerintah kota bima sedang melakukan survey dengan luas wilayah operasi sekitar 500 Ha yang meliputi Dusun Kadole, oi Si’i sampai desa Nitu dan lokasi ini merupakan kawasan karts sekaligus sebagai cadangan mata air terbesar kota bima sehingga kalau penambangan ini beroperasi sekitar 3-5 tahun kedepan maka akan terjadi kekeringan dan kerusakan hutan yang parah serta mata air akan hilang. Kemudian tidak adanya tempat untuk membuang limbah penambangan tersebut juga menjadi dampak utama.
MAPALA LONDA sebagai salah satu organisasi lingkungan melakukan gerakan anti penambangan pada hari Rabu (20/10/2010) kemarin karena melihat bahwa tidak ada penambangan yang menguntungkan masyarakat akan tetapi hadirnya penambangan hanya membawa bencana dan intinya penambangan akan meresahkan masyarakat banyak. “kami menolak penambangan batu marmer karena kami cinta masyarakat dan lingkungan demi generasi masa depan” ujar salah seorang anggota Mapala Londa dalam orasinya tersebut.
Lewat hari ulang tahunnya ke 14, Mapala Londa membuka wacana terkait penambangan tersebut bersama Pecinta Alam se-Kota dan Kabupaten Bima. Dalam hal ini seluruh pecinta alam yang hadir melalui perwakilan masing-masing menolak keras segala bentuk penambangan yang ada di wilayah Bima apalagi penambangan Batu Marmer yang akan beroperasi beberapa bulan lagi.

Selasa, 13 Juli 2010

Perjalanan Caving Dalam Profesi
Oleh : Arifudin “V-NO”

Diklat Profesi merupakan program rutinitas MAPALA Londa dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Anggota agar dapat menjadi seorang yang berprofesional disegala bidang sesuai dengan tuntutan zaman. Disamping itu, Diklat Profesi juga termasuk salah satu persyaratan utama bagi anggota yang baru bergabung di mapala londa (anggota muda) untuk naik ke tingkat yang lebih atas lagi yaitu anggota biasa sehingga mampu membawa organisasi kedepan yang lebih maju lagi.

Perjalanan Panjang Diklat Profesi Divisi Caving Tahun 2010 bertempat di Gunung Parewa Desa Kelly Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Perjalanan ini membawa misi selain sebagai pelatihan untuk Anggota Muda juga melakukan survey lokasi untuk kegiatan Caving selanjutnya. Perjalanan ini dipandu langsung oleh Divisi Caving 010-2011 (Marjuli) sebagai pembina sekaligus mentor dan beberapa peserta antara lain Mudasir, Muhri dan Abubakar dan Arifudin sebagai bagian dari tim kecil yang bertugas sebagai pengntrol pelaksanaan kegiatan di lapangan. Perjalanan Caving berlangsung selama 3 hari yaitu mulai pada hari Minggu (5/7) sampai hari Selasa (6/7) 2010. ini merupakan hal yang ke-dua kali Tim Caving MAPALA Londa STKIP Bima melakukan Eksplorasi di Goa Parewa setelah Tim Caving Londa melakukan Latgab bersama MAPALA UI di Tahun 2001 silam.

Gunung Parewa merupakan salah satu pegunungan yang ada di wilayah Kabupaten Bima dengan ketinggian sekitar 600 Mdpl yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan terutama pada kawasan karts dan hutannya, itulah yang mendorong kami untuk melakukan Ekslorasi goa di Gunung Parewa ini. Hutan di gunung ini sudah mengalami Degradasi yang cukup memprihatinkan dan butuh kesadaran manusia untuk melestarikannya. Goa di Gunung Parewa sangat terkenal dengan sarang Burung Sariti sehingga menarik perhatian Masyarakat sekitar dan banyak Masyarakat menjadi pemburu Sarang Sariti untuk dijual seharga Rp.150.000-Rp.300.000/kg dan bahkan ada juga yang mengambil anak burung untuk dikonsumsi. Padahal kalau terus menerus diambil sarang dan burungnya maka burung tersebut akan lenyap bersama alam dan kemungkinan besar anak cucu kita sebagai generasi penerus akan mengenal burung sariti melalui gambar saja, apalagi pohon-pohon besar yang ada di hutan Parewa setiap hari di tebang oleh oknum-oknum yang tidak bertangung jawab sehingga mata air di pegunungan tersebut kian hari terus mengering. Ini membuat kami sangat memprihatinkan dengan keadaan bima yang semakin lama semakin memburuk dan tanpa adanya upaya pemerintah untuk menjaga dan melestarikan alam mungkin atu dekade lagi bima akan menjadi daerah yang panas kering tampa pepohonan.

Sekitar pukul 13:00 wita, kami mulai melakukan Eksplorasi di Goa pertama yang kami sebut Korombo Temba (Goa Sumur). Dan Eksplorasi di goa ini tidak dapat kami lanjutkan karena dindingnya licin sehingga sulit untuk membuat tambatan sebagain lintasan pada pits yang ke-dua. Setelah selesai evaluasi dan hari sudah sore, akhirnya kami memutuskan untuk istirahat dan tidur. Keesokan hari, kami melanjutkan aktifitas di goa yang ke-dua yang kami sebut dengan karombo nangga (goa nangka). Goa inipun tidak dapat ditelusuri sampai lantai lantaran tali kernmantel yang kami bawa berukuran 50 m tidak mencapai lantai goa. Hal ini membuat kami semakin penasaran dan mendapatkan pelajaran baru untuk selalu menyadari dengan keterbataan pealatan yang dimiliki tampa harus mengedepankan kemampuan karena walaupun kami memiliki kemampuan yang mahir akan tetapi peralatam tidak mendukung itu sama halnya dengan bohong.
DATA GOA DI BIMA

NO. NAMA GOA KEDALAMAN LOKASI JENIS
1. Goa Kadole 15 M
Kel.Oi Fo’o Kota Bima Vertikal
2.Goa Ringi Ncanga 15 M
Kel.Oi Fo’o Kota Bima Vertikal
3. Goa Rontu 150 M
Kel. Rontu Kota Bima Pitch
4. Goa Parewa 105 M
Desa Tangga Kab. Bima Pitch
5. Goa Wera - Desa Plasma Wera Kab. Bima Horizontal

DAFTAR NAMA CAVER MAPALA “LONDA“ STKIP BIMA

NO. NAMA JABATAN
1. MARJULI DIVISI CAVING 2010-2011
2. ARIFUDIN ANGGOTA
3. MUHAEMIN ANGGOTA
4. NURKOMALASARI ANGGOTA
5. WAHYUDIN ANGGOTA
6. AKHMADIN ANGGOTA
7. NURINAYAH ANGGOTA
8. JUNAIDIN ANGGOTA
9. MUDASIR ANGGOTA
10. MUHRI ANGGOTA
11. ABUBAKAR ANGGOTA
12. SURYADIN ANGGOTA

DATA MAPALA SE-KOTA/KAB. BIMA

NO. NAMA ALAMAT
1. MAPALA LONDA KAMPUS STKIP BIMA
2. SYMPEL IBNU JAZIRAH KAMPUS STAIM BIMA
3. MAHAPETA KAMPUS STIE BIMA
4. MADAPALA KAMPUS STISIP MBOJO BIMA
5. MAPALA PAREWA KAMPUS STKIP TAMAN SISWA BIMA

Rabu, 07 Juli 2010

data

LOMBA SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL)

Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) “Londa” STKIP Bima yang merupakan salah satu Organisasi yang berorientasi di bidang Pelestarian Lingkungan Hidup, tentunya mempunyai beban moral dan berperan aktif untuk selalu memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada generasi-generasi penerus bangsa, dalam rangka meningkatkan kepedulian mereka terhadap kelestarian alam. Maka dari itu sebagai wujud nyata dari kepedulian ini, kami telah mengadakan kegiatan Lomba Green School (Sekolah Hijau) yang melibatkan 10 (Sepuluh) sekolah–sekolah SMP/MTs,SMA/MA,SMK/Sederajat yang ada di Kota Bima. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, sebagai terobosan kami untuk mencetuskan pendidikan lingkungan hidup ditataran dunia pendidikan formal yang ada dilingkup pemerintahan Kota Bimandan insya Allah kegiatan semacam ini akan kami adakan setiap tahunya, demi terciptanya generasi-generasi yang peduli akan kelestarian lingkungan hidup

A. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, meliputi :
1. Mendidik dan membina siswa sejak usia dini tentang arti pentingnya Pelestarian lingkungan hidup sebagai budaya bangsa.
2. Menciptakan sekolah menjadi lingkungan yang lestari mempunyai nilai keindahan, dan sekolah bersih
3. Merealisasikan Program Kerja Tahunan Dewan Pengurus (DP) MAPALA “Londa” STKIP Bima Khususnya Divisi Pelestarian Lingkungan Hidup (PLH).

B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan Lomba Green School (Sekolah Hijau) dilaksanakan pada tanggal 12 Januari s/d 12 Maret 2010 yang bertempat di masing—masing sekolah SMP/MTs, SMA/MA,SMK Sederajat se- Kota Bima.

C. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini berbentuk Lomba Green School (Sekolah Hijau) Tingkat SMP/MTs,SMA/MA,SMK Sederajat Se- Kota Bima. Adapun mata lombanya meliputi :
1. Penanaman Pohon
2. Kebersihan sekolah
3. Tata Taman Sekolah

D. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan Lomba Green School (Sekolah Hijau) adalah Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) “Londa” STKIP Bima bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) Kota Bima.

E. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pwlaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya “ Hidden Curiculum “ yakni pendidikan lingkungan hidup dalam bentuk pendidikan formal yang diadakan oleh pemerintah pusat dan daerah.
2. Meningkatnya kerja positif generasi muda khususnya pelajar dan masyarakat pada umumnya dalam rangka meningkatnya pemahaman tentang arti penting menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Terwujudnya perilaku menanam sejak usia dini.

F. PESERTA
Peserta dalam kegiatan Lomba Green School adalah sekolah SMP/MTS, SMK, SMA/MA Negeri/Swasta di kota Bima yang sudah ditunjuk oleh panitia berdasarkan data sekolah yang disurvei dan dianggap tepat untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud dan adapun sekolah-sekolah yang menjadi peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain :
NO NAMA SEKOLAH
ALAMAT

1. SMA AL-MAARIF Jln. Suku Bima (Karara) Rasa Na’e Barat Kota Bima
2. SMA AL-IKHWAN Jln. Imam Bonjol Kel. Salama Rasa Na’e Barat Kota Bima
3. SMPN 7 KOTA BIMA Jln. Gindi Jati Wanggi Kel. Jatiwangi Kec. .Asakota Kota Bima
4. SMAN 5 KOTA BIMA Jln. BTN Tambanan Kel. Jatiwangi Kec. .Asakota Kota Bima
5 SMK PGRI KOBI
Jln. Diponegoro Raba Kota Bima (samping KLK)

6 SMPN 11 KOTA BIMA Jln.Datuk Dibanta Kel. Jatiwangi Kec. .Asakota Kota Bima
7. MA DH. Soncolela Jln. Pondok Pesantren Kel. Sonco Lela Kec. Mpunda Kota Bima
8. SMPN 8 Kota Bima
Jln. Pemuda Penatoi Kel. Penatoi Kec. Mpunda Kota Bima

9. SMK 45 Kota Bima Jln. Soekarno-Hatta Kel. Rabanggodu Kec. Raba Kota Bima
10. SMP Darul Furkan Jln. Poros Sape Dodu Kel.Dodu Kec Rasa Na’e Timur Kota Bima

G. PRESTASI
Adapun Sekolah-sekolah sebagai peserta pada kegiatan lomba Green School (sekolah Hijau), yang berhak dan layak untuk memperoleh juara, Antara lain :
1. Juara 1 (Satu) SMPN 8 Kota Bima
2. Juara II (Dua) SMK 45 Kota Bima
3. Juara III (Tiga) SMA AL-MAARIF Kota Bima (Surat Keputusan terlampir)

Rabu, 28 April 2010

CAVE EXPLORATION
Oleh: Arifudin

MENCARI DAN TERUS MENCARI...
Pagi itu masih terasa seperti hari-hari yang lainnya, kami dengan jumlah 7 orang (Arifudin, Marjuli, Furkan Hadiksuma, Saiful Islam, Desi Anggaraeni, Abdul Haris, Suhartini dan Kusendang) yang terkafer dalam tim caving MAPALA Londa STKIP Bima membahas tentang manajemen perjalanan untuk persiapan kegiatan eksplorasi goa yang merupakan salah satu program Divisi Caving untuk jangka menengah. Sabtu pagi tanggal 14 November tepat pukul 08:00 wita, suasana di sekret terlihat sibuk dengan aktifitas. Peralatan dan kebutuhan selama kegiatan di packing dalam Carrier yang sudah disediakan.
Perjalanan yang cukup melelahkan, hamparan bukit-bukit yang sudah gundul bekas perladangan menjadi tempat yang dilewati, sebagian besar masyarakat bima dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya adalah berladang. Jadi objeknya adalah hutan-hutan dibabat untuk dijadikan sebagai lahan perladangan. Sekitar jam 12 siang, tak satupun goa yang kami temukan sementara kondisi sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Hamparan batuan karts yang luas mulai terlihat seakan-akan memberikan semangat baru untuk kami, sebagian besar goa di indonesia terjadi akibat dari proses pelarutan cairan dan rekahan (Weak Zona) pada batu karts. karts merupakan salah satu jenis batu yang memilki rongga-rongga yang besar atau biasa disebut karts masif dan banyak sekali dijumpai di kepulauan nusantara ini.
Gua merupakan salah satu ekosistem yang ekstrem di muka bumi ini karena lingkungan gua merupakan lingkungan yang gelap sepanjang masa, mempunyai energi yang terbatas karena tidak adanya sinara matahari dan tidak ada tumbuhan hijau di dalam gua. Berjalan dihamparan batuan karts, banyak titik goa yang kami temukan dan jaraknya berdekatan. kami langsung membagi tugas, sebagian mencari data dan informasi kepada masyarakat sekitar lokasi itu dan sisanya membuat base camp. Kebetulan saya, heros dan desi mendapat tugas untuk mencari data dan informasi tentang goa di lokasi itu. Dari data dan informasi yang kami dapatkan, bahwa dihamparan batuan karts sekitar itu terdapat titik goa yang tak terhitung banyaknya dan mitospun menjadi topik utama yang dibicarakan oleh masyarakat dan sulit untuk dirasionalisasikan. Dari sekian banyak titik goa itu, ada beberapa titik goa yang memilki potensi karena memiliki sarang walet, dan sebagian masyarakat menjadikan sebagai ladang uang yang dipanen setiap tahunnya dan bisa menjadi milioner dengan cepat karena walet memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Untuk menghindari dari kepunahan dan pemanfaatan secara liar perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk menjaga dan melestarikan kawasan karts sehingga bisa menjadi salah satu aset daerah yang harus dikelola untuk menuju masyarakat yang sejahtera dan bebas dari kemiskinan.

BIOLOGI DAN MANFAATNYA
Sang surya mulai menghilang di ufuk barat dan lantunan adzan magrib terdengar jelas di telinga, memberikan tanda bahwa malam segera tiba. sekitar jam 6 sore kami briefing dan dilanjutkan dengan Dinner, setelah itu kami membagi tugas, empat orang melakukan penelusuran dan sisanya menjaga Base Camp. Tim pertama mulai telusuri goa yang tidak vertikal itu, pemandangan yang tidak mungkin dijumpai di alam terbuka sudah menjadi ciri khas dalam goa mulai terlihat. Keindahan dalam goa yang dihiasi oleh ornament-ornament goa (speleothem) yang terjadi akibat dari pengikisan dan pelarutan antara air (H2O), oksigen (O2), carbondioksida (CO2) dan calsium carabonat (CaCo3) yang menetes dan merembes melalui rongga-rongga tanah sehingga mengeras dan membentuk endapan yang bervariasi itu harus dijaga agar tidak rusak karena proses terjadinya membutuhkan waktu yang cukup lama disamping itu juga binatang yang tergolong Trogloxen/stygoxene akan dijumpai dalam goa sehingga patut untuk dijaga dan dilestarikan. Trogloxen/stygoxene adalah kelompok fauna yang banyak keluar masuk di dalam gua dan hanya menghabiskan sebagian siklus hidupnya di dalam gua entah untuk beistirahat bahkan tidur, sebagai contoh kelompok ini adalah kelelawar yang tiap sore keluar dari dalam gua dan pagi harinya masuk lagi ke dalam gua untuk berisitirahat. kelompok ini masih sangat tergantung dengan lingkungan luar gua terutama untuk mencari pakan. koloni kelelawar ini banyak bermanfaat untuk mengendalikan populasi serangga dan membantu menyebarkan biji maupun menyerbukan bunga terutama buah yang bernilai ekonomis atau tumbuhan bakau yang membantu mengendalikan abrasi dan mencegah tsunami. Peranan biologi sangat penting untuk konservasi suatu kawasan yang mempunyai jenis-jenis yang unik dan khas hendaknya bisa dilindungi sedangkan gua yang mempunyai koloni kelelawar sangat besar hendaknya tidak dihancurkan atau dirusak untuk kepentingan ekonomi sesaat.
Tim pertama yang dipimpin oleh Marjuli gagal dalam memetakan goa karena merasa kekurangan oksigen membuat kami harus keluar. Malam semakin larut kami melanjutkan dengan long break sampai pagi. Sun Rise mulai muncul di ufuk timur, kicauan burung-burung mulai terdengar menandakan pagi telah tiba, pukul 05:45 wita kami bangun dan mulai menyiapkan makanan untuk Break Fast dan setelah itu kami langsung menuju titik goa yang ke-dua tidak jauh dari titik goa pertama. Saya bersama Leadership (Marjuli) memasang Anchor (lintasan tali) sementara yang lain menyiapkan peralatan pribadi masing-masing. Selesai memasang anchor tim ke-dua mulai bersiap-siap dan saya bersama End­ang mendapat giliran untuk menjaga mulut goa. Pukul 07:00 wita Leader mulai melakukan Descending dan diikuti oleh meterman dan sampai yang terakhir adalah penyapu. Tidak lama kemudian, terdengar suara dari dalam goa “tumpu....tidak ada lagi jalur...” akhirnya mereka keluar, Leader kembali memimpin untuk melakukan Ascending dan sampai di atas saya melihat hasil dokumentasi sarang burung Sariti dengan telurnya. Burung sariti merupakan salah satu hewan yang semacam walet akan tetapi letak perbedaannya pada sarang dan tergolong hewan Trogloxen/stygoxene yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Bima.
Setelah banyak mengambil dokumentasi, saya dan Desi mulai menelusuri lorong yang kecil dan sempit. Untuk melewatinya harus merayap dan merangkak karena dilangit-langitnya terdapat ornamen-ornamen (Speleothem) goa yang runcing. Karena sudah merasa mentok dan sulit untuk dilewati akhirnya kami keluar. Persediaan Air sudah habis, sementara mata air sangat jauh dari tempat itu dan goa masih banyak yang harus kami telusuri, apa yang menjadi target tidak berjalan sesuai dengan rencana karena terdapat kendala yang kami hadapi diluar dari dugaan dan kami hanya menelusuri dua titik goa saja. Matahari menunjukan pukul 09:10 wita, tanpa berpikir panjang lagi akhirnya kami meninggalkan lokasi itu dan menuju gubuk tua. lama bercerita dengan kakek digubuk itu, kamipun pamit dan kembali melanjutkan perjalanan untuk Back To campus.
KARST DAN MANFAATNYA
Oleh : Arifudin

Eksplorasi perdana Anggota Muda spesifikasi Penelusuran Goa (Caving) MAPALA “Londa”STKIP Bima, 12-13 Desember 2009 kemarin. 4 orang Anggota Muda (Muhri, Mudasir, Abubakar dan Nur Zeinab) ditemani oleh 4 orang senior Anggota Biasa (Arifudin “V-no”, Heros, Pion dan Marjuli) menuruni Goa Kadole yang bertempat di Dusun Kadole kelurahan Oi Fo’o lebih kurang sekitar 2 km sebelah Timur Laut Kota Bima. Dusun Kadole dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan atau bisa juga dengan jalan kaki dengan rute perjalan melewati perkampungan Rontu dan terus menuju jalan raya Nitu setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki sampai ke mulut goa sekitar 0,5 km.
Dusun Kadole merupakan salah satu bagian dari kelurahan oi fo’o yang keadaannya jauh dari perkembangan kota. Dusun yang berlokasikan di hamparan kawasan karst yang rapat ini mempunyai lahan tahunan yang hanya digarap hanya setahun sekali apalagi memiliki satu titik mata air sebagai pusat kehidupan. Salah satu sumberdaya mineral yang terbesar di kawasan karst Indonesia adalah batuan karbonat. Batuan karbonat merupakan sumberdaya mineral yang penting baik sebagai bahan bangunan, batu hias, dan industri. Sebagai bahan bangunan batuan karbonat digunakan untuk pondasi rumah, jalan, jembatan, dan isian bendungan. Pemanfaatan terbesar batu gamping di Indonesia adalah sebagai bahan baku semen. Penambangan batu gamping di Indonesia telah dilakukan besar-besaran seperti di Cibinang, Gresik, Tuban, Nusakambangan, Gombong, Padang, dan Tonasa. Untuk memproduksi satu ton semen diperlukan paling sedikit satu ton batu gamping di samping lempung dan kuarsa.
Batuan karbonat juga digunakan sebagai bahan baku industri dalam pembuatan karbid, peleburan baja, bahan pemutih, soda abu, penggosok, pembuatan logam magnesium, pembuatan alumina, plotasi, pembasmi hama, penjernih air, bahan pupuk, dan keramik. Manfaat batuan karbonat terutama marmer yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai batu hias, yaitu sebagai lantai, dinding, atau cindera mata.
Ditengah hamparan kawasan karst, Masyarakat Dusun Kadole mengalami kekeringan air sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari karena air yang diminum banyak mengandung zat kapur sehingga kalau mengkonsumsi harus di endapkan atau disaring terlebih dahulu baru bisa mendapatkan air yang bersih itupun belum terjamin. Sementara mata air sebagai sumber mata air utama yang dahulunya masih mencukupi untuk keperluan sehari-hari sekarang sudah berkurang sehingga untuk mengambil air harus antrei lebih lama.
Goa kadole berbentuk vertikal dengan Kedalaman sekitar 15 m dan Goa kadole juga memiliki 2 jalur yaitu jalur kanan dan jalur kiri. Pukul 19:00 wita tim pertama mulai melakukan penelusuran goa dan jalur yang dilewati adalah sebelah kanan yang tumpu. Hari kedua pukul 08:00 wita dilanjutkan oleh tim kedua menelusuri jalur yang kiri. Sudah menjadi hal yang biasa bagi caver menelusuri goa berair dan berlumpur, jalur kiri ini merupakan aliran sungai yang volume airnya sangat besar dan mengandung zat kapur yang sangat banyak. Dengan melihan volume air tersebut sangat memungkinkan untuk menghidupkan masyarakat dusun kadole yang mengalami kekurangan air baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk mengairi persawahan sehingga dapat menambah penghasilan setiap tahunnya. Pemanfaatan air pernah dilakukan oleh masyarakat setempat menggunakan mesin pompa air akan tetapi usaha ini gagal dilakukan karena kekuatan mesin tidak mampu mendorong air keatas. Sumber daya air di kawasan karst pada umumnya belum dimanfaatkan, baik sebagai sumber air baku maupun sebagai budidaya perairan. Demikian halnya dengan mata air, pada umumnya mata air terutama di daerah karst belum dimanfaatkan sama sekali.
Sifat akifer karst yang unik dan sukar untuk diprediksi, akifer yang berupa lorong konduit, permeabilitas batuan yang tidak seragam, serta banyaknya retakan yang menyebabkan terjadinya kebocoran-kebocoran dalam satuan tubuh perairan karst merupakan suatu hal yang menantang untuk diteliti serta dikaji lebih dalam. Akifer yang unik menyebabkan sumberdaya air di kawasan karst terdapat sebagai sungai bawah tanah, mata air, danau dolin/telaga, dan muara sungai bawah tanah (resurgence). Kawasan karst disinyalir merupakan akifer yang berfungsi sebagai tandon terbesar keempat setelah dataran aluvial, volkan, dan pantai. Walaupun saat ini dirasa masih terlalu mahal untuk memanfaatkan sungai bawah tanah, akan tetapi dimasa mendatang akifer karst merupakan sumber air yang dapat diharapkan. Kawasan karst di kota dan kabupaten bima misalnya terdapat aliran sungai bawah tanah sekitar 10 buah yang memiliki volume air yang cukup banyak.
Disamping beberapa nilai strategis diatas, oleh para ilmuwan/scientist, kawasan karst dianggap sebagai laboratorium alam yang sarat akan obyek-obyek yang dapat dikaji/diteliti. Banyak hasil penelitian skripsi, thesis, maupun disertasi, telah dihasilkan oleh kawasan ini pada berbagai macam disiplin ilmu. Setiap tahun selalu ada saja para karstolog, baik asing maupun domestik yang berkunjung untuk melakukan riset. Dari pernyataan ini dapat dilihat betapa besar sumbangan kawasan karst dalam dunia ilmu pengetahuan. Oleh para penelusur goa, yang jumlahnya semakin banyak, kawasan karst dengan goa-goa bawah tanah yangdapat ditelusuri dianggap sebagai lahan petualangan mereka, untuk menikmati fenomena bawah permukaan yang menakjubkan, tentu saja tanpa meninggalkan azas-azas konservasi goa
Pukul 11:45 wita tim eksplorasi goa selesai melakukan penelusuran di goa kadole dan kembali ke rumah kepala dusun untuk melapor diri. Besar harapan kepala dusun kadole agar air yang ada di goa kadole bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari terutama untuk perladangan.